Saat ini sekitar jutaan orang di seluruh dunia secara rutin melakukan pemijatan. Selain membuat rileks dan meningkatkan kekebalan tubuh, pijatan juga terbukti meredakan peradangan (inflamasi) pada otot.
Dalam jangka panjang, terapi pijatan sudah terbukti mampu mengurangi nyeri kronik dan meningkatkan kemampuan gerak. Dalam studi genetik terbaru yang dimuat dalam jurnal Science Translation Medicine, terungkap bahwa gerakan-gerakan pijat akan memacu produksi energi sekaligus mengurangi inflamasi.
Penelitian yang diketuai oleh Justrin Crane itu melibatkan 11 atlet. Setelah melakukan latihan yang melelahkan setiap atlet itu diberikan terapi pijatan di bagian tangan. Kemudian para peneliti melakukan biopsi pada kedua lengan, untuk dibandingkan antara yang dipijat dengan yang tidak.
Hasilnya, sel-sel pada bagian tangan yang mendapat pijatan memiliki aktivitasi gen yang meningkatkan mitokondria, sel yang menjadi pembangkit tenaga. Selain itu, otot-otot tangan yang dipijat itu juga menunjukkan inflamasi yang lebih rendah. Tetapi yang mengejutkan ternyata pijatan tidak menurunkan level asam laktat di otot.
"Kalau selama ini terapi pijatan hanya dirasakan membuat kita merasa rileks, sekarang secara ilmiah sudah dibuktikan bahwa pijatan memang berdampak pada sel-sel tubuh," kata salah satu peneliti Simon Melov.
Studi lain pernah membuktikan bahwa pijatan akan memberikan perubahan biologis pada tubuh, yakni terjadi penurunan hormon stres secara signifikan. Tak heran jika pijatan membuat kita merasa rileks
kompas.com