SEMAKIN mudah dan murahnya penjabaran genetika, muncul banyak harapan untuk mengetahui prospek kesehatan tiap individu pada masa depan. Tetapi, menurut Bert Vogelstein dari Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, tidak semudah itu.
"Untuk banyak orang, penjabaran genom secara keseluruhan tidak akan pernah bisa memprediksi kesehatan masa depan," katanya. Masalahnya, lanjut Bert, penyakit juga bisa disebabkan faktor-faktor lingkungan, seperti polusi udara atau mutasi tak terduga genetika secara acak.
Menurut Bert, informasi genetika tidak berguna ketika seseorang yang diberitahu memiliki kecenderungan genetika terkena penyakit namun bersikukuh tidak ada dalam riwayat keluarganya.
"Bagi orang yang punya banyak riwayat keluarga mengidap penyakit, penjabaran genom secara keseluruhan mungkin menjadi sangat berguna," pungkasnya.
Untuk mengetahui nilai seluruh penjabaran genom, Bert dan rekan-rekannya menggunakan informasi dari sekitar 55.000 pasang kembar identik. Mereka memulai hidup dengan DNA sama, tetapi sering memiliki riwayat medis sangat berbeda seiring bertambahnya usia.
Dengan menganalisis perbedaan riwayat medis setiap pasangan kembar, ilmuwan mampu menghitung kekuatan gen-gen untuk memprediksi penyakit pada masa depan.
Karena biaya tes genetika seperti ini terus turun, perusahaan yang melakukan tes menawarkan layanan ini langsung ke konsumen. Bert dan ilmuwan lain mengingatkan pentingnya dokter keluarga atau konselor genetika membaca hasil tes itu.
"Kita tidak ingin melepas informasi mengenai seseorang tanpa ada sistem yang memungkinkan mereka menggunakan dan bertindak secara benar terhadap informasi itu. Orang bisa membuat segala macam keputusan yang bisa merugikan jika mereka tidak sepenuhnya menyadari apa itu arti pengobatan genetika itu," kata pakar epidemiologi Universitas Pennsylvania Dr. Timothy Rebbeck.
Hasil penelitian Bert Vogelstein dan koleganya diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.